kurma-ajwaSiapapun yang  pagi pagi  memakan 7 buah kurma ‘Ajwah, maka pada hari itu dia tidak akan mudah keracunan dan terserang penyakit.” (H.R. Bukhari dan Muslim)

Buah kurma adalah sejenis tanaman palem atau dalam bahasa latin dikenal sebagai phonex dactylifer yang berbuah dan boleh dimakan, baik ketika sudah masak maupun mentah. Berdasarkan penelitian ilmiah dari para ilmuwan, buah kurma sangat kaya akan protein, serat gula, vitamin A dan C serta mineral berupa zat besi, kalsium, sodium dan potasium. Kandungan protein yang ada di dalam buah kurma yaitu sebesar 1.8 – 2.0%, sedangkan serat sebanyak 2.0 – 4.0% dan gula sebesar 50 – 70% glukosa.

Dengan kandungan gula tersebut, buah kurma mampu memberi tenaga tambahan bahkan untuk orang yang berbuka puasa sehingga ia bisa merasa segar dan bertenaga kembali untuk beribadah tanpa merasa letih atau mengantuk. Biasanya, bagi yang merasa letih dan mengantuk disaat melaksanakan shalat malam disebabkan karena makanan yang dikonsumsi kebanyakan mengandung karbohidrat yang tidak menyediakan tenaga instant (tambahan). Oleh karena itu, untuk menghindari hal tersebut, buah kurma adalah jawabannya.

Kenapa ? Sebab, sebagaimana penelitian yang dilakukan Badan Kesahatan Dunia (WHO), zat gula yang ada didalam kurma itu berbeda dengan gula pada buah-buahan lain seperti gula tebu atau gula pasir yang biasa mengandung sukrosa dimana zat itu langsung diserap kedalam tubuh. Hal ini membuat gula itu harus dipecahkan terlebih dahulu oleh enzim sebelum berubah menjadi glukosa. Sebaliknya, kurma tidak membutuhkan proses demikian.

Sementara potasium yang ada di dalam buah kurma berguna untuk mengatasi masalah stress, sembelit dan lemah otot. Tidak hanya itu, berkat zat besi dan kalsium yang ada pada kurma, orang bakal terhindar dari penyakit yang beresiko tinggi seperti penyakit jantung dan kencing manis.

Berdasarkan asbabul wurud (sebab-sebab turunnya suatu hadist) disebutkan dulu Nabi Muhammad s.a.w kalau berbuka puasa yang dimakan adalah kurma. Kurma yang dimakan itu diberi nama Kurma Ajwa (ajua). Ceritanya, pada saat itu Ajwah adalah nama anak dari sahabat Salman Alfarisi, orang persia  yang akhirnya masuk Islam. Dia mewakafkan lahan kurmanya untuk perjuangan Islam. Untuk mengenang jasa-jasanya itu, akhirnya Rasul menamakan kurma yang dimakannya saat berbuka puasa sebagai kurma ajwa merunut pada nama anak sahabat Salman Al Farisi . Itulah alasannya kenapa, akhirnya kurma ajwa disebut juga sebagai kurma nabi.

Bahkan, dalam hadist yang lain Beliau sendiri sempat menyatakan, “Rumah yang tidak ada kurmanya seperti rumah yang tidak ada makanan.” Perkataan Rasullah tersebut menunjukan betapa pentingnya manfaat kurma untuk kesehatan tubuh kita. Sehingga, setiap keluarga mesti menyimpan kurma sebagai penganan wajib dirumahnya. Oleh karena itu, kita seharusnya memakan buah kurma bukan hanya dibulan puasa saja, tapi juga menjadikan kurma makanan sehari-hari. Entah itu dimakan pagi hari sebagaimana yang pernah dianjurkan Nabi diatas atau sebagai makanan ringan ketika sedang santai.

Dengan cara begini, kita tidak hanya mendapatkan kesehatan tubuh tapi juga memperoleh pahala karena menjalankan sunnah Rasullah s.a.w. Wallahu’alam bil shawab.(era/snh)

You cannot copy content of this page