Agama Islam memandang Ibu sebagai sebuah poros dan sumber kehidupan. Dari seorang ibu, lahirlah sebuah kehidupan yang akan meramaikan dunia.

Seorang ibu adalah semilir angin sejuk yang menghembuskan nafas kedamaian dan kasih sayang ke seluruh ruang kehidupan. Ia sangat berpengaruh dalam pembentukan manusia yang baik. Ibu adalah sosok pertama yang menanamkan norma-norma kebaikan dalam kehidupan manusia, sekaligus menjadi teladan dalam bersikap.

Jasa ibu tergambar dalam al-Qur’an, Alloh berfirman, “Kami perintahkan kepada manusia agar berbuat baik kepada kedua ibu bapaknya. Ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandung sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Robbku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang sholeh yang Engkau ridhai. Berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. al-Ahqaaf: 15)

Seorang anak yang telah terbentuk dari peran sesosok ibu akan berbuat yang terbaik bagi kedua orangtuanya, terkhusus bagi ibu yang jasanya tiada tara.

Dalam Hadis Shahih Bukhari dan Muslim disebutkan, “Siapakah orang yang paling utama mendapat perlakuan yang baik?”, Nabi menjawab, “Ibumu”. “Sesudah itu?” Nabi mengatakan, “Ibumu”. “Lalu setelah itu?”. Nabi sekali lagi menegaskan, “Ibumu”. “Kemudian?”. Baru Nabi mengatakan, “ayahmu”.

You cannot copy content of this page