keajaiban sedekahIni kisah kejaiban sedekah pasangan muda penjual nasi pinggir jalan, yang lebih dikenal dengan sebutan Warteg (Warung Tegal). Di tangan mereka, hanya ada uang 1 juta rupiah. Uang itu seharusnya dipakai untuk membayar sewa kontrakan rumah mereka. Namun, si suami begitu semangat ingin menyedekahkan uang itu.

“Kita sedekahkan saja uang kontrakan itu, Bu,” kata Si suami. “Kita bakal dibalas Allah minimal 10 kali lipat,” begitu Si suami melanjutkan.

“Tapi, ini tinggal uang buat kita bayar kontrakan lho, Pak,” Sahut istrinya. Istrinya deg-degan juga, dengan melepas uang 1 juta rupiah itu, mana tahu nanti malahan apes. Kalau sampai tidak balik lagi uang 1 juta itu, mereka pasti akan diusir si empunya kontrakan. “Mau tidur di mana nanti?” Begitu ungkapan kegelisahan si istri.

Namun, si suami tetap bersikukuh untuk menyedekahkan uang 1 juta itu. Singkat cerita, uang 1 juta itu kemudian mereka sedekahkan.

“Mudah-mudahan manfaat sedekah uang kontrakan ini Allah akan mengganti dengan yang lebih baik. Mungkin bulan depan kita sudah pindah ke rumah gedong itu,” kata suami sambil menunjuk rumah gedung yang memang ada tulisannya “Dijual, hubungi no Hp 0811xxxxxxx” dengan penuh optimis.

Dari sinilah kini suami istri itu setiap hari menunggu keajaiban sedekah yang akan terjadi. Satu hari, dua hari, belum ada perubahan mendasar terhadap kehidupan rumah tangganya. Seminggu, dua minggu, dan masuk minggu keempat pasangan ini sudah mulai gelisah.

Begitulah tabiat dasar manusia, semuanya menginginkan hasil cepat dan sekali jadi. Hari ini menanam, besok maunya langsung panen. Namun, bukankah semuanya butuh proses? Dalam kondisi seperti itu, pasangan tersebut mulai belajar apa artinya sabar.

Allah tidak pernah mengingkari jnji, karena memang tidak mungkin dan tidak patut bagi sifat Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Kita saja yang kurang bersabar.

Menjelang akhir bulan, datang utusan di sebuah perusahaan yang sedang ditimpa masalah internal. Utusan iu menemui pemilik warung tersebut dan menawarkan suatu kontrak untuk menyuplai nasi bungkus dalam jumlah besar. Tidak ada angin tidak ada hujan. Seumur hidup, belum pernah terpikirkan bahwa mreka aan mendapatkan orderan sebesar itu.

“Bapak sanggup, nggak? Kalau enggak sanggup, kami akan mencari orang lain. Ini tawaran besar. Kalau bapak sanggup kami akan membuat kontrak.”

“Memangnya, Bapak pesan berapa bungkus?” Tanya penjual nasi dengan penuh tanda tanya. Dia bertanya seperti itu karena biasanya pesanan dari perusahaan yang ada di dekat warung itu cuma beberapa ratus bungkus saja.

“Lima belas ribu bungkus, sehari tiga kali makan. Nasi sebanyak itu untuk pengungsi yang menjadi tanggungan kami. Bagaimana? Bapak sanggup?”

“Sanggup.” Entah dari mana datangnya keberanian untuk menganggukkan kepala, tahu-tahu seperti ada yang menggerakkan kepalanya untuk mengangguk begitu saja. Dari anggukan kepala itulah pemilik warteg itu mendapatkan keuntungan yang luar biasa. Hitungan kasar 15.000 x 3.000 x 3 = Rp 1,35 miliar.

Awal bulan berikutnya, mereka sudah pindah ke rumah yang dahulunya hanya di angan-angan. Kini, rumah itu sudah atas nama penjual nasi itu.

Demikianlah Artikel  kisah keajaiban sedekah yang berjudul PEDAGANG WARTEG BERSEDEKAH ini kami bagikan. mudah-mudahan dengan kita mengambil pelajaran dari kisah ini, kita menjadi hamba yang selalu bersyukur dan memberi kepada sesama. Aamiiin Ya Robbal ‘alamin..

You cannot copy content of this page