Musibah atau bencana seolah – olah tidak ada hentinya menimpa negri ini, baik itu berupa bencana alam maupun bencana kerusakan moral. Sebagai orang yang bertaqwa dan beriman kita harus mengambil hikmah dari semua musibah tersebut, bukan malah terlarut dalam kesedihan. Dari bencana – bencana yang sudah terjadi, apa penyebab timbulnya bencana tersebut? Apakah faktor alam saja? faktor manusia saja? atau bagaimana? Berdasarkan Hadist Rasulullah SAW, terdapat lima belas perkara yang mendatangkan musibah dan bala bencana.
Dari Ali bin Abi Thalib Ra berkata: Rasulullah Saw bersabda: “Apabila umatku telah melakukan lima belas perkara, maka halal baginya (layaklah) ditimpakan kepada mereka bencana.” Ditanyakan, apakah lima belas perkara itu wahai Rasulullah?
Rasulullah Saw bersabda: “Apabila…
Harta rampasan perang (maghnam) dianggap sebagai milik pribadi,
Amanah (barang amanah) dijadikan sebagai harta rampasan,
Zakat dianggap sebagai cukai (denda),
Suami menjadi budak istrinya(sampai dia),
Mendurhakai ibunya,
Mengutamakan sahabatnya (sampai dia),
Berbuat zalim kepada ayahnya,
Terjadi kebisingan (suara kuat) dan keributan di dalam masjid (yang bertentangan dengan syari’ah),
Orang-orang hina, rendah, dan bejat moralnya menjadi pemimpin umat (masyarakat),
Seseorang dihormati karena semata-mata takut dengan kejahatannya,
Minuman keras (khamar) tersebar merata dan menjadi kebiasaan,
Laki-laki telah memakai pakaian sutera,
Penyanyi dan penari wanita bermunculan dan dianjurkan,
Alat-alat musik merajalela dan menjadi kebanggaan atau kesukaan,
Generasi akhir umat ini mencela dan mencerca generasi pendahulunya;
Apabila telah berlaku perkara-perkara tersebut, maka tunggulah datangnya malapetaka berupa; taufan merah (kebakaran), tenggelamnya bumi dan apa yang diatasnya ke dalam bumi (gempa bumi, banjir dan tanah longsor), dan perubahan-perubahan atau penjelmaan-penjelmaan dari satu bentuk kepada bentuk yang lain.” (HR. Tirmidzi, 2136)
Itulah perkara-perkara yang menyebabkan suatu negeri mengalami kekacauan, kehancuran, kesempitan, kemelaratan, perseteruan, dan perpecahan satu sama lainnya, antara rakyat dengan rakyat dan rakyat dengan penguasa. Korupsi dan ketidakadilan merajalela, segala macam penyakit bermunculan menimpa manusia, yang benar-benar menyulitkan dan membinasakan kehidupan manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Oleh sebab itulah, Rasulullah SAW berdoa agar sahabat-sahabatnya tidak menjumpai keadaan yang demikian dahsyat dan terpuruk. Siksa dan azab itu, Insya Allah akan berakhir jika manusia dan kaum Muslimin khususnya kembali kepada Allah dan Rasul Nya, berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunnah.
Sebagai penutup, renungkanlah firman Allah SWT berikut serbagai intropeksi kita semua:
”Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri Beriman dan Bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat–ayat kami) itu, Maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al A’raf, 7: 96)
Wallahu’alam bis showab…