URWAH BIN AZ-ZUBAIR RAHIMAHULLAH

Urwah bin Az-Zubair Rahimahullah

Nama, Nasab dan Kelahiran

Nama dan nasab lengkap Urwah adalah Urwah bin az-Zubair adalah Urwah bin az-Zubair bin al-Awwam bin Khuwailid bin Asad bin Abdul Uzza bin Qushayi al-Asadi. Kunyah beliau adalah Abu Abdillah. Dilahirkan pada 23 H dan wafat pada 94 H. Beliau adalah keponakan dari Aisyah radhiyallohu anha isteri tercinta Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassalam dan beliau banyak menimba ilmu dari bibinya tersebut.

Perjuangan Menuntut Ilmu dan Dakwah

Urwah bin az-Zubair merupakan tokoh ulama salafushalih dari generasi tabiin. Satu di antara tujuh ulama fikih Madinah. Salah satu dari lautan ilmu, imam dalam hal kesabaran dan keyakinan, dan termasuk ulama mujtahid yang gemar berpuasa. Kedudukan sosok Urwah bin az-Zubair telah diungkapkan oleh para ulama-ulama besar. Muhammad bin Sa’ad mengatakan tentangnya, “Urwah adalah seorang yang tsiqoh, banyak meriwayatkan hadits, fakih, alim, dipercaya mengemban amanah lagi kuat hafalannya.”

Ahmad bin Abdillah al-Ijli mengatakan, “Beliau adalah seorang Madani (berasal dari Madinah), seorang Tabi’in yang tsiqah, beliau adalah orang shalih yang tidak terlibat dalam fitnah sedikit pun.”

Pemimpin yang adil dan juga ulama besar yang terkenal, yaitu Umar bin Abdul Aziz pun mengatakan tentangnya, “Tidak ada seorang pun yang lebih alim dari Urwah bin az-Zubair, dan aku tidak mengetahuinya mengajarkan sesuatu yang tidak aku ketahui.”

Imam ad-Dzahabi pun mengatakan tentang Urwah, “Beliau adalah seorang yang kuat hafalannya, penghafal ulung, faqih, alim tentang sirah, beliau lah yang pertama kali menyusun tentang al-Maghazi (riwayat-riwayat peperangan).”

Sikap Zuhud, Wara’ dan Ibadahnya

Kehidupan Urwah bin az-Zubair patut diteladani oleh generasi setelahnya di seluruh aspek kehidupan manusia. Kegigihannya dalam menuntut ilmu diakui oleh ulama-ulama di generasinya. Dalam hal ibadah, maka ibadahnya Urwah bin az-Zubair sangat mengagumkan. Beliau gemar berpuasa, shalat malam, dan membaca al-Qur’an.

Dalam hal ini, Ibnu Syaudzab mengatakan, “Urwah membaca seperempat al-Qur’an setiap hari dengan melihat mushaf dan melakukan shalat malam dengannya. Beliau tidak pernah meninggalkannya kecuali pada malam ketika kakinya diamputasi. Kakinya mengalami pengeroposan sehingga harus digergaji. Pada musim panen kurma, dia membuka kebunnya, kemudian mengijinkan orang-orang memasukinya. Lalu mereka masuk untuk memakannya dan membawanya pulang.”

Hal tersebut juga dikatakan oleh Abdullah bin Muhammad bin Ubaid, “Urwah bin az-Zubair tidak pernah meninggalkan wiridnya kecuali pada malam ketika kakinya diamputasi.”

Nasihat dan kata-kata mutiara

Kata-kata nasihat yang diucapkan oleh Urwah bin az-Zubair penuh makna dan bermanfaat. Di antaranya adalah perkataan beliau, “Wahai anak-anakku, janganlah seseorang di antara kalian mempersembahkan kepada rabbnya seseuatu yang dia merasa malu untuk diberikan kepada orang yang dimuliakannya. Sesungguhnya Alloh itu paling Pemurah di antara para pemurah dan lebih berhak untuk dipilihkan persembahan terbaik untuk-Nya.”

Beliau juga mengatakan, “Hendaklah kata-katamu baik dan hendaklah wajahmu ceria. Niscaya engkau lebih dicintai manusia daripada orang yang memberikan sesuatu kepadamu.” Beliau juga mengatakan, “Tidaklah aku menuturkan kepada seseorang suatu ilmu pun yang tidak mampu dipahami oleh akalnya.”

Guru-guru dan Murid-murid Urwah bin az-Zubair

Urwah bin az-Zubair belajar dari banyak sahabat Rasulullah sholallohu ‘alaihi wassalam. Seperti dari Ibunya sendiri Asma binti Abu Bakar, bibinya Aisyah binti Abu Bakar, Ali bin Abu Thalib, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar, Zaid bin Tsabit, Abu Hurairah, Abu Ayyub, Abdullah bin Amar bin al-Ash, dan lain-lain. Hal ini menunjukkan kapasitas keilmuan beliau yang tinggi karena belajar dari banyak para sahabat nabi radhiyallohu ‘anhu.

Di antara murid-muridnya adalah anak-anaknya, yaitu Abdullah, Utsman, Hisyam, Muhammad, dan Yahya. Termasuk juga cucunya yaitu Umar bin Abdullah bin Urwah dan keponakannya yaitu Muhammad bin Ja’far bin az-Zubair. Murid-muridnya yang lain adalah Umar bin Abdul Aziz, Abdullah bin Dinar, Yahya bin Katsir, Shalin bin Kaisan, Atho bin Abu Rabah, dan lain-lain.

Ujian Urwah bin az-Zubair

Urwah bin az-Zubair diuji oleh Alloh Subhanahu Wa Ta’ala berupa sakit. Yaitu kakinya luka parah dan bernanah yang  menggerogoti kakinya. Sehingga harus diamputasi. Kemudian seorang tabib memotong separuh betisnya. Pada saat beliau dipotong tanpa obat bius tersebut tidak terucap keluhan sedikitpun dan beliau tidak pernah meninggalkan bacaan al-Qur’an setiap malamnya. Pada saat beliau melihat kakinya dalam bejana, beliau mengatakan bahwa, “Alloh Maha Mengetahui bahwa aku tidak pernah berjalan sekalipun dengannya kepada kemaksiatan dan aku juga tahu.” Bahkan dalam setiap musibah juga beliau tidak pernah mengeluh. Seperti saat putranya meninggal karena terjatuh dari binatang tunggangannya.

Wafatnya Urwah bin az-Zubair

Pada tahun 94 H Urwah bin az-Zubair Rahimahullah meninggal dunia di usia 67 tahun. Abdul Hakim bin Abdullah bin Farwah mengatakan, “Urwah bin az-Zubair meninggal di tengah hartanya di Majah dari arah al-Furu’.” Dan dimakamkan di sana pada hari Jum’at.

www.takrimulquran.org

You cannot copy content of this page