Istiqamah berasal dari kata istiqaama-yastaqiimu yang artinya tegak lurus. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istiqamah diartikan sebagai sikap teguh pendirian dan konsisten. Istiqamah dalam terminologi akhlak mengacu pada keteguhan dalam memelihara iman dan Islam, walaupun dihadapkan pada berbagai ujian dan tantangan. Seperti batu karang di lautan yang tetap kokoh meskipun dihantam ombak, demikian pula orang yang istiqamah tidak akan mudah goyah oleh godaan dan kesulitan hidup.
Makna Istiqamah dalam Ajaran Islam
Rasulullah SAW pernah memberikan nasihat singkat namun mendalam kepada seorang sahabat bernama Sufyan ibn ‘Abdillah. Ketika Sufyan meminta Rasulullah untuk mengajarkan kepadanya inti dari ajaran Islam, Rasulullah menjawab: “Katakanlah, saya beriman kepada Allah, kemudian istiqamahlah.” (HR. Muslim).
Iman yang sempurna mencakup tiga aspek: hati, lisan, dan perbuatan. Orang yang beriman harus istiqamah dalam ketiga dimensi ini. Artinya, ia harus menjaga kebersihan hatinya, kebenaran perkataannya, dan keselarasan tindakannya dengan ajaran Islam.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud, Rasulullah SAW menggambarkan jalan yang lurus sebagai jalan Allah, sedangkan jalan-jalan yang menyimpang di kanan dan kiri dipenuhi oleh setan yang selalu menggoda manusia. Allah berfirman dalam Q.s. al-An’aam (6): 153, “Sesungguhnya inilah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain).”
Ujian dalam Kehidupan Orang yang Istiqamah
Setiap orang beriman pasti menghadapi ujian. Allah menjelaskan dalam Q.s. al-‘Ankabuut (29): 2, “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan saja mengatakan ‘kami telah beriman’ sedang mereka tidak diuji lagi?” Ujian ini bisa berupa kesulitan maupun kemudahan. Baik dalam bentuk keberhasilan maupun kegagalan, keduanya merupakan bagian dari ujian keimanan.
Orang yang istiqamah akan tetap kokoh di jalan kebenaran. Mereka tidak terbuai oleh kesenangan duniawi atau terpukul oleh penderitaan. Sebagai contoh, Rasulullah SAW, meskipun ditawari kekayaan dan kedudukan oleh pemuka Quraisy, tetap teguh pada misinya menyebarkan ajaran Islam. Begitu pula Bilal ibn Rabbah yang tetap mengatakan “Ahad, Ahad” meskipun disiksa, menunjukkan keteguhan dalam keimanan.
Perintah untuk Beristiqamah
Allah SWT memerintahkan orang-orang beriman untuk beristiqamah dalam berbagai ayat al-Qur’an. Di antaranya, Q.s. Huud (11): 112, “Maka beristiqamahlah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu…,” dan Q.s. asy-Syuura (42): 15, “…dan istiqamahlah sebagaimana diperintahkan kepadamu.”
Buah dari Sikap Istiqamah
Orang yang istiqamah akan mendapatkan banyak kebaikan dalam hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat. Allah menjanjikan dalam Q.s. Fushshilat (41): 30-32 bahwa malaikat akan turun kepada orang-orang yang beriman dan istiqamah, memberikan kabar gembira tentang surga yang telah dijanjikan.
Selain itu, mereka dijauhkan dari ketakutan dan kesedihan. Ketakutan yang dimaksud bukanlah ketakutan manusiawi seperti takut pada bahaya fisik, tetapi lebih pada rasa takut yang menghambat keberanian dalam menghadapi kebenaran. Sedangkan kesedihan yang dihindari adalah kesedihan yang menyebabkan seseorang kehilangan semangat dan larut dalam penyesalan.
Orang yang istiqamah juga akan mendapatkan kesuksesan di dunia. Lindungan Allah SWT kepada orang-orang yang istiqamah akan memberikan mereka kemenangan dalam berbagai ujian hidup. Sebagai contoh, sahabat-sahabat Rasulullah yang berjuang dalam Perang Badar, meskipun jumlah mereka sedikit, tetap maju dengan berani dan akhirnya meraih kemenangan.
Istiqamah adalah sikap yang sangat penting dalam menjalani kehidupan sebagai seorang mukmin. Orang yang istiqamah akan selalu teguh dalam pendiriannya, tidak mudah terombang-ambing oleh godaan duniawi maupun ujian yang datang. Seperti baling-baling yang hanya berputar mengikuti arah angin, orang yang tidak istiqamah akan mudah terpengaruh oleh apapun yang datang kepadanya.
Dengan demikian, istiqomah adalah kunci keberhasilan hidup di dunia dan kebahagiaan di akhirat. Tanpa sikap ini, seseorang akan mudah putus asa dan kehilangan arah. Sebaliknya, orang yang beristiqamah akan terus maju menuju tujuan akhir hidupnya, yaitu keridhaan dan surga Allah SWT.