ABU AL-QOSIM IBNU ASAKIR

Abu Al-Qosim Ibnu Asakir - www.takrimulquran.org

AL-HAFIDZ ABU AL-QOSIM IBNU ASAKIR

  • Nama dan kelahirannya

Namanya adalah Ali bin al-hasan bin Hibatillah bin Abdillah bin al-husain Abu Hasyim ad-Dimasyqi asy-Syafi’i yang lebih dikenal Ibnu Asakir. Ibnu Asakir lahir pada awal bulan Muharram 499 H.

  • Keilmuan dan Sanjungan ulama serta kesungguhannya dalam mencari ilmu

Ibnu Khallikan mengatakan, “Ibnu Asakir adalah ahli hadits negeri Syam pada masanya dan salah satu tokoh ulama syafiiyyah. Ia menonjol dalam bidang hadits sehingga terkenal sebagai ahli hadits. Ia sangat gigih dalam mencari ilmu hadits”. Ibnu as-Subki mengatakan, “Dia adalah syaikh, imam, penolong, dan pelayan sunnah, pemusnah bala tentara setan dengan militer jihadnya, imam ahli hadits pada masanya dan pamungkas para al-Hafidz. Tidak ada orang yang mengingkari posisi tempatnya yang didatangi para pencari ilmu dari berbagai negeri.Gurunya yang bernama Abu al-Khatib Abu Fadhl ath-Thusi mengatakan, “Kami tidak mengetahui orang yang berhak mendapat gelar ini (maksudnya al-Hafidz) melainkan dia.”At-Taj Muhammad bin Abdirrahman al-Mas’udi mengatakan, “Pada suatu hari Abu Al-Alla Al-Hamdzani mengatakan kepadaku, “Kekayaan apa saja yang ia (Ibnu Asakir) peroleh dan bagaimana pandangan orang terhadapnya? Aku menjawab, “Dia tidak memikirkan masalah itu, yang ia lakukan sejak empat puluh tahun adalah mengumpulkan data ilmiah, menyusun karya tulis dan mengajar walaupun dalam kesepian.”Adz-dzahabi mengatakan, “Ibnu Asakir adalah orang yang cepat paham dan hafal, teliti, cerdas, dan sangat menguasai bidang hadits dan tidak ada yang menandinginya pada masanya.”

Baca Artikel Lainnya!

  • Ibadahnya

Abu al-Mawahib mengatakan, “Aku belum pernah melihat seorangpun yang keilmuannya dan ibadahnya setara dengan keilmuan dan ibadah Ibnu Asakir. Selama 40 tahun, ia istiqomah melakukan sholat jama’ah lima waktu dan berada di barisan paling depan, kecuali jika ada udzur. Ia beri’tikaf pada bulan Ramadhan dan sepuluh hari bulan Dzulhijjah, tidak tergiur untuk mengumpulkan kekayaan dan membangun rumah. Ia berlepas diri dari semua itu, menolak jabatan yang ditawarkan kepadanya semisal jabatan imam shalat dan khutbah jumat, tidak mengabdi kepada para penguasa, menyuruh kepada perbuatan yang makruf dan mencegah perbuatan yang mungkar tanpa takut hinaan orang yang menghina.”Anaknya, Al Qosim mengatakan, “Ibnu Asakir selalu melakukan sholat jama’ah, membaca al-Qur’an, menghatamkannya setiap Jum’at, menghatamkannya setiap hari pada bulan Ramadhan, beritikaf di menara masjid asy-Syarqiyah, sering melakukan sholat sunnah dan dzikir, menghidupkan malam nisfu Sya’ban dan dua ‘Id dengan sholat dan membaca tasbih dan mengintrospeksi dirinya jika tidak melakukan amalan yang bernilai ketaatan dalam waktu sekejap saja.”

  • Kitab-kitab karyanya

Ibnu Asakir merupakan ulama yang banyak menuliskan karya-karyanya dalam kitab. Terdapat lebih dari 68 kitab karya beliau. Di antara karya-karya Ibnu Asakir adalah sebagai berikut:

  1. Tarikh Dimasyq, sebanyak 800 juz. Ad-Dzahabi mengatakan bahwa setiap juznya terdiri dari 20 lembar, jadi jumlahnya dalah 16.000 lembar.
  2. Al-Muwafaqat, sebanyak 71 juz.
  3. ‘Awali Malik
  4. Adz-Dzail, sebanyak 50 juz.
  5. Ghara’ib Malik sebanyak 10 juz.
  6. Al-Mu’jam sebanyak 12 juz,
  7. Manaqib asy-Syubban, sebanyak   15 juz
  8. Fadhail Ashaab al-Hadits sebanyak 11 juz dan kitab-kitabnya yang lain.

  • Di antara Mutiara Syair-syairnya

Wahai nafsu! Kau tidak  malu?

Kau seperti masih kecil dan terus bergurau

Uban telah datang meradang

Masa muda telah hilang

Nafsuku tertipu

Sementara umurku semakin layu

Duh! Aku menyesal atas masa lalu

Yang tak mungkin kembali padaku

  • Meninggalnya

Abu Al-Qosim Ibnu Asakir meninggal pada malam Senin 11 Rojab tahun 571 H, ikut menshalatinya al-Qutb an-Naisaburi dan Shulthan Shalahuddin.

Wakaf Al-Qur’an untuk Pesantren, TPQ dan Masjid di Pelosok

You cannot copy content of this page