Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah
- Nama, Nasab dan Kelahiran
Nama lengkap beliau adalah Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah bin al-Muhirah bin Shalih bin Bakr, Abu Bakar as-Sulami an-Naisaburi asy-Syafi’i. beliau yang dikenal kunyah Ibnu Khuzaimah ini dilahirkan pada tahun 223 H.
- Perjalanan Menuntut Ilmu
Dia menuturkan tentang awal pengembaraannya menuntut ilmu, dikatakan oleh kakeknya; “Suatu ketika aku meminta izin kepada ayahku untuk pergi ke Qutaibah (salah seorang ulama besar di zamannya) maka dia (ayahnya) mengatakan:” bacalah al-Qur’an terlebih dahulu, barulah aku memberimu izin”, akupun membaca al-Qur’an dengan hafalan. Setelah selesai dia (ayahnya) mengatakan; “Jangan engkau pergi sehingga engkau shalat dengan menghatamkannya”, akupun melakukannya. Ketika aku sudah menyelesaikannya, dia memberi izin kepadaku, lalu aku pergi ke Marwa.Pernah ditanyakan kepada Ibnu Khuzaimah, “dari manakah engkau diberikan ilmu?” dia mengatakan,: “Rosululloh bersabda “مَاءُ زَمْزَمَ لِمَا شُرِبَ لَهَ” “air zamzam itu berkhasiat untuk (niat) apa ia diminum” ketika aku minum air zamzam aku memohon kepada Alloh ilmu yang bermanfaat.”
- Keilmuaan dan Karya
Kegigihannya dalam menuntut ilmu dengan izin Alloh telah menjadikan dia seorang ulama besar, pemimpin ahlu hadist dan fiqh di tengah masyarakatnya dizamannya hingga para penuntut ilmu berdatangan dari berbagai penjuru dunia. Beliau memiliki banyak karya tulis, bahkan dikatakan beliau telah menulis lebih dari 140 kitab selain kitab Masa’il yang lebih dari 100 Jilid. Di antara karya beliau yang saat ini banyak tersebar adalah Shohih Ibnu Khuzaimah. Abu Hatim bin Hibban at-Tamimi berkata; “aku tidak pernah melihat dipermukaan bumi ada orang yang menghafal disiplin ilmu Sunan (Sunnah-sunnah) dan menghafal lafadz-lafadznya yang shohih dan tambahannya hingga seakan-akan Sunan seluruhnya ada di pelupuk matanya, kecuali Muhammad bin Ishaq bin Khuzaimah saja. At-Taj as-Subki mengatakan: “Dia seorang mujtahid mutlak, lautan yang bergelombang, dan ulama yang tidak perlu dipilih lagi dalam hujjah dan tak terbantahkan dalam hujjahnya. Menghimpun berbagai macam ilmu, kedudukannya tinggi hingga bintang-bintang bermunculan darinya. Tinggal di kota Naisabur sebagai Imamnya, padahal di sana tempat berkumpulnya banyak ulama. Tokoh tunggalnya hingga orang-orang berdatangan kepadanya. Ilmunya berjalan menerangi kegelapan dan berlalu sebagai rambu jalan bagi orang-orang yang menempuhnya. Bagaimana tidak sebab dia adalah imam para imam.
- Diantara kegigihannya dalam mengikuti Sunnah
Dia berkata, “Tidak boleh seorangpun memiliki pendapat ketika ada hadist Rosululloh jika hadist tersebut shohih”. “Barangsiapa yang tidak mengakui bahwa Alloh di atas Arsy-Nya, bersemayam di atas tujuh langit, maka dia kafir dan halal darahnya dan hartanya menjadi fai”.
- Wafat
Muhammad bin Ishaq bin Khzaimah meninggal pada tahun 311 H, berkenaan dengan kematiannya seorang ulama bersyair:
Wahai Ibnu Ishaq, engkau telah berlalu dalam keadaan terpuji
Semoga kuburmu disirami hujan yang deras
Engkau tidak pergi, tetapi ilmulah yang pergi
Kami tidak menguburmu, tetapi ilmulah yang kami kubur