MUHAMMAD BIN JARIR ATH-THOBARI
- Nama, Nasab dan Kelahiran
Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib atau biasa dipanggil dengan kunyah Abu Ja’far dilahirkan di daerah Amul Thabaristan pada tahun 224 H atau 225 H sesuai yang beliau sampaikan karena saat itu orang mengingat tahun dari peristiwa sedangkan peristiwa pada tahun dia lahir ada yang mengatakan tahun 224H ada pula yang mengatakan tahun 225H.
- Keilmuaan dan Karyanya
Beliau adalah ulama yang menguasai berbagai bidang keilmuan, mufassir, imam dalam fiqih, ijma, perselisihan dan yang paling tahu sejarah dan berbagai peristiwa manusia. Para ulama banyak memujinya, Khatib al-Baghdadi mengatakan; “Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib adalah salah satu pemimpin para ulama, ucapannya dijadikan sebagai pedoman. Pendapat, pengetahuan dan kelebihannya dijadikan rujukan. Dia telah menghimpun ilmu-ilmu yang belum pernah dilakukan oleh seorang penduduk pun di zamannya”.Ibnu Katsir berkata:”Dia adalah salah satu pemimpin para ulama dalam hal ilmu dan pengamalan kitab Alloh dan Sunnah Rosul-Nya”.Karya tulis beliau sangat banyak sekali di antaranya adalah Jami’ al-Bayan fii Ta’wil al-Qur’an yang dikenal Tafsir ath-Thobari, kitab ini merupakan induk kitab tafsir al-matsur.
- Kesemangatan, Ibadah, Menuntut Ilmu
Abu Ja’far telah hafal Al-Qur’an pada usia tujuh tahun, menjadi imam usia delapan tahun dan mulai menulis hadist usia sembilan tahun. Beliau benar-benar meluangkan waktu untuk menuntut ilmu dan meraihnya. Dia melakukan perjalanan untuk mencari ilmu, menghabiskan masa mudanya untuk melakukan perjalanan dan berpindah dari satu negeri ke negeri lainnya. Dia tidak menetap dinegerinya kecuali setelah masa tuanya. Kesibukan dan kecintaannya dengan ilmu merupakan sebab utama dia membujang dan tidak menikah. Karena ilmu itu menyibukan pelakunya dan memberikan kenikmatan yang jarang ada serta kelezatan khusus yang tidak pernah dijumpai kecuali oleh orang yang mencobanya.
- Akhlaknya
Ibnu Katsir menggambarkan tentang sifatnya seraya bekata: “Dia termasuk ahli ibadah, zuhud, wara dan melaksanakan sesuatu yang haq. Celaan para pencela tidak bisa menghalanginya, dia termasuk tokoh para shalihin”. Diantara sikap waranya adalah suatu ketika Al-Abbas bin Hasan al Wazir meminta untuk dibuatkan kitab fiqih yang mudah diperhatikan maka dia menuliskan kitab untuknya yang berjudul Kitab Al-Khafif, setelah itu dia hendak memberikan uang senilai 1000 dinar. Namun itu ditolak oleh Ibnu Jarir ath-Thobari. Demikian pula saat kholifah Al-Muqtadir ingin dituliskan kitab tentang waqaf, maka dikatakan kepadanya, “tidak ada yang mampu membuatnya kecuali Muhammad bin Jarir ath-Thobari.” Maka setelah itu dipanggilah Ibnu Jarir, namun setelah membuatkan buku dan dia persilakan meminta apa saja kepada Kholifah, maka dia hanya meminta agar para polisi menghalangi para peminta-minta pada hari Jum’at dari areal Masjid.Abdul Aziz bin Muhammad mengatakan,” Abu Ja’far adalah orang yang bagus secara dhazirnya, bersih hatinya, bagus pergaulannya dengan orang-orang yang yang duduk di majelisnya, mencari tahu keadaan para sahabatnya, bagus dalam semua ikhwalnya, beretika bagus dalam makan, pakaian, dan apa yang berkaitan khusus dengan keadaan dirinya, berwajah ceria bersama saudara-saudaranya. Bahkan kadang dia mencandai mereka dengan sebaik-baik candaan.
- Kata-kata mutiara
Ada dua akhlak yang aku tidak ridha melakukannya, kesombongan orang kaya dan kerendahan orang fakir. Jika engkau kaya janganlah sombong dan jika engkau fakir, janganlah engkau merasa hina pada dunia.
- Wafat
Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir bin Ghalib atau biasa dipanggil dengan kunyah Abu Ja’far dilahirkan di daerah Amul Thabaristan pada tahun 224 H atau 225 H. Dikatakan jenazahnya dilayat oleh orang yang sangat banyak dan tidak ada yang tahu jumlahnya kecuali Alloh.