MUSLIM BIN AL-HAJJAJ AN-NAISABURI
- Nama lengkap beliau adalah Muslim bin Al-Hajjaj bin Muslim bin Wardi bin Kawisyadz Al-Qusyairi An-Naisaburi. Nama panggilannya adalah Abul Husain. Beliau adalah imam besar, hafidz, menjadi hujjah dan shadiq (berlaku benar). Imam Adz-Dzahabi berkata, “Imam Muslim lahir pada tahun 204 Hijriyah dan aku mengira dia lahir sebelum tahun tersebut.” Beliau lahir di kota Naisabur.
- Kecenderungan Imam Muslim kepada ilmu hadits tergolong luar biasa. Imam Muslim telah banyak menelurkan karya dalam bidang hadits. Karya beliau yang paling terkenal adalah Kitab Al Jami’ Ash Shohih atau yang lebih dikenal dengan Shahih Muslim. Di antara karya Imam Muslim yang lain adalah Kitab Al Musnad Al Kabir ‘Ala Asma Ar Rijal, Al Jami’ Al Kabir ‘Ala Al Abwab, Kitab Al ‘Ilal, Kitab Auhamul Muhadditsin, Kitab At Tamyiz, Kitab Man Laisa Lahu Illa Rawin Wahidin, Kitab Thabaqat At Tabi’in, Kitab Al Mukhadharimin dan lain-lain.
- Imam Adz-Dzahabi menuturkan bahwa Imam Muslim mulai belajar hadits sejak tahun 218 H. Berarti usia beliau ketika itu adalah 12 tahun. Keunggulan dari sisi kecerdasan dan ketajaman hafalan, beliau manfaatkan dengan sebaik mungkin. Seperti orang yang haus, kecintaanya dengan hadits menuntun Imam Muslim bertualang ke berbagai tempat dan negeri. Dalam berbagai sumber, Imam Muslim tercatat pernah ke Khurasan, Ray, Makkah, Hijaz, Mesir, Syam, Terutama Ibukota kekholifahan waktu itu yaitu kota Baghdad. Berkat kegigihan dan kecintaannya pada hadits, Imam Muslim tercatat sebagai orang yang dikenal ahli dalam bidang hadits.
- Imam an-Nawawi yang telah mensyarah Kitab Shahih Muslim mengatakan, “Para Ulama telah sepakat akan keagungan, keimanan dan tingginya martabat Imam Muslim bin Al-Hajjaj dalam membuat karya Kitab Shahih Muslim. Melalui karya tersebut, dapat diketahui betapa kokoh keilmuan dan dahulunya dia melebihi yang lain. Sistematika penulisan yang tertib dan periwayatan hadith dengan baik tanpa ada sebelumnya, tanpa lebih dan kurang merupakan bukti nyata atas semua yang aku sampaikan ini.”
- Maki berkata, Aku mendengar Muslim bein Al Hajjaj berkata, “Kalau Ulama ahli hadits menulis selama dua ratus tahun, maka hasilnya akan seperti kitabku Ash Shahih ini. Aku telah sodorkan kitabku ini kepada imam Abu Zur’ah ar-Razi dan semua hadits yang menurutnya berilat aku tinggalkan dan tidak aku cantumkan di sini. Sedang hadits-hadits yang menurutnya shahih aku cantumkan di sini. Abu Bakar Al Khatib Al Baghdadi dengan sanad dari Imam Muslim, dia berkata, “Aku telah menulis kitab karyaku Al Musnad Ash Shahih ini dari 300.000 hadits pilihan yang masmu’ah.
- Abu Quraisy Al-Hafidz berkata, “Aku telah mendengar Muhammad bin Basyar berkata, “Orang paling hafidz di dunia ini hanya ada empat, yaitu; Abu Zur’ah di daerah Rai, Imam Muslim bin Al-Hajjaj di daerah Naisabur, Abdullah Ad-Darimi di daerah Samarqand dan Muhammad bin Ismail (Imam Al-Bukhari) di daerah Bukhara.”
- Perjalanan ilmiah yang dilakukan Imam Muslim menyebabkan dirinya mempunyai banyak guru dari kalangan ahlul hadits. Al Hafizh Adz Dzahabi telah menghitung jumlah guru yang diambil riwayatnya oleh Imam Muslim dan dicantumkan di dalam kitab shahihnya, dan jumlah mereka mencapai 220 orang, dan masih ada lagi selain mereka yang tidak di cantumkan di dalam kitab shahihnya. Di antara guru-guru beliau adalah; Yahya bin Yahya An Naisaburi, Qutaibah bin Sa’id, Ishaq bin Rahawaih, Muhammad bin Amr Zunaijan, Muhammad bin Mahran Al Jamal, Ibrohim bin Musa Al Farra’, Ali bin Al Ja’ad, Al Imam Ahmad bin Hambal, Ubaidillah Al Qawariri, Khalaf bin Hisyam, Suraij bin Yunus. Dan juga tercatat sebagai gurunya; Abdullah bin Maslamah al-Qa’nabi, al-Imam Muhammad bin Isma’il al-Bukhari, Yahya bin Ma’in, Abu Mush’ab az-Zuhri dan selainnya.
- Adz-Dzahabi mengatakan, Imam Muslim meninggal pada bulan Rajab, tahun 261 Hijriyah di Naisabur pada usia 57 tahun. Dan Khatib al-Baghdadi telah menceritakan tentang wafatnya beliau dalam kitabnya Tarikh Baghdad, beliau berkata, “Ahmad bin Salamah berkata, “Sewaktu Imam Muslim sedang mengajar, ada seseorang menanyakan sebuah hadits yang tidak diketahui oleh Imam Muslim. Kemudian beliau keluar dari tempat mengajar menuju rumahnya. Setelah menyalakan lampu, dia berpesan kepada keluargannya bahwa malam itu dia tidak boleh diganggu. Salah seorang keluarga Imam Muslim mengatakan, “Pada waktu yang bersamaan Kami menerima hadiah kurma, lalu Kami menyuguhkan kurma tersebut kepada beliau. Di saat ia mencari hadits, tangannya mengambil kurma satu demi satu dan memakannya sampai kenyang. Ketika kurma itu habis, ia baru menemukan hadits yang dimaksud. Bermula dari memakan kurma itulah, Imam Muslim lalu menderita sakit perut dan akhirnya meninggal dunia.”