THAWUS BIN KAISAN

Nama, Kelahiran, dan Ciri-ciri Thawus Bin Kaisan

Namanya Thawus bin Kaisan al-Yamani al-Himyari, maula Bahir bin Raisan al-Himyari dari keturunan orang Persia. Konon namanya adalah Dzakwan, sedangkan Thawus adalah julukannya.Adz-dzahabi mengatakan, “Menurutku dia dilahirkan pada masa pemerintahan Utsman radhiallohu anhu atau sebelum itu.

Ciri-ciri fisiknya, Jabir bin Hazim mengatakan, “Aku melihat Thawus mewarnai rambutnya dengan inai yang sangat merah.”

Dan Fithr bin Khalifah mengatakan, “Thawus biasa mewarnai dengan inai.”

Pujian Para Ulama Kepada Thawus Bin Kaisan

Ibnu Hibban mengatakan, “Thawus merupakan ahli ibadah dari penduduk Yaman, salah seorang dari ahli fikih, dan pemuka tabi’in.”

Sufyan mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang pun yang baginya orang bangsawan dan orang rendahan sama kedudukannya kecuali Thawus.”

Ibnu Syihab mengatakan, “Seandainya engkau melihat Thawus, niscaya engkau tahu bahwa ia tidak pernah berdusta.”

Ibnu Uyainah mengatakan, “Orang menjauhi kekuasaan ada tiga: Abu Dzar pada zamannya, Thawus pada zamannya, dan Ats-Tsauri pada zamannya.”

Sikap Wara’, Zuhud dan Rasa Takut Thawus Bin Kaisan

Al-Hafidz mengatakan. “Amr bin Dinar mengatakan, ‘Aku tidak pernah melihat seseorang pun yang lebih memelihara diri dari sesuatu (harta) yang ada di tangan manusia dibandingkan Thawus.’”

Abdurrazzaq meriwayatkan dari ayahnya, dia mengatakan, “Thawus melaksanakan shalat pada pagi yang sangat dingin lagi mendung, lalu lewatlah Muhammad bin Yusuf, saudara al-Hajjaj, atau Ayyub bin Yahya pada rombongan arak-arakannya saat Thawus sedang sujud. Dia pun menyuruh agar melempar sabbah (jubah panjang) kepada Thawus, namun Thawus tidak mengangkat kepalanya hingga selesai dari hajatnya. Ketika sudah salam, ternyata ada sabbah di hadapannya. Thawus pun beranjak dalam keadaan tidak memandangnya, lalu pulang kerumahnya.”

Ibadah Thawus Bin Kaisan

Dari Ibnu Syuadzab, dia mengatakan, “Aku melayat jenazah Thawus di Makkah pada 105 H, ternyata mereka (orang-orang yang melayat) mengatakan, ‘Semoga Alloh merahmati Abu Abdurrahman, dia telah berhaji sebanyak empat puluh kali.’”

Kata-Kata Mutiara Dari Thawus Bin Kaisan

Dari Aban bin Abu Najih, dari ayahnya bahwa Thawus mengatakan kepadanya, “Wahai Abu Najih, orang yang berkata dan bertakwa kepada Alloh itu lebih baik daripada orang yang diam dan bertakwa kepada Alloh.”

Dari Sufyan, dia mengatakan, “Aku mendengar Thawus mengatakan, ‘Tidak ada yang bisa melindungi agama seseorang kecuali lubang kuburnya.’” Ia juga mengatakan, “Tidak ada sedikitpun yang diucapkan oleh anak Adam melainkan pasti dihitung atasnya hingga rintihannya saat ia sedang sakit.”

Dari Thawus dari ayahnya dia mengatakan, “Kebakhilan adalah seseorang bakhil dengan sesuatu yang ada di kedua tangannya, sedangkan syuh (kikir) ialah seseorang senang bila dia memiliki sesuatu yang ada di tangan orang lain dengan cara yang haram.

Guru-guru dan Murid-muridnya

Thawus bin Kaisan menimba ilmu dari para sahabat Nabi sholallohu ‘alaihi wassalam, di antaranya Jabir bin Abdullah, Hujr al-Madari, Ziyad bin al-A’jam, Zaid bin Arqam, Abdullah bin Syaddad bin al-Had, Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar al-Khaththab, Abdullah bin Amr bin al-Ash, Mu’adz bin Jabal, Abu Hurairah, Aisyah, Ummu Kurz al-Ka’biyyah, dan Ummu Malik al-Bahziyyah.

Adapun murid-murid Thawus bin Kaisan di antaranya Abdullah (putranya), Wahb bin Munabbih, Sulaiman al-Qaimi, Sulaiman al-Ahwal, Abu az-Zubair, Ibrahim bin Maisarah, Habib bin Abu Tsabit, al-Hakam bin Utbah, al-Hasan bin Muslim bin Yannaq, Sulaiman bin Musa ad-Dimasyqi, Abdul Karim al-Jazari, Abdul Karim Abu Umayyah, Abdul Malik bin Maisarah, Amr bin Syu’aib, Amr bin Dinar, Amr bin Muslim al-Jundi, Qais bin Sa’ad al-Makki, Mujahid, Laits bin Sulaim, Hisyam bin Hujair, dan selain mereka.

Wafatnya Thawus Bin Kaisan

Muhammad bin Umar al-Waqidi, Yahya Qaththan, al-Haitsam mengatakan, “Thawus meninggal pada 106 H. Wafatnya pada hari Tarwiyah dari bulan Dzulhijjah, dan dia dishalatkan oleh Khalifah Hisyam bin Abdul Malik. Hal itu terjadi secara kebetulan. Kemudian setelah beberapa hari, secara kebetulan dia menshalatkan Salim bin Abdullah di Madinah.”

Adz-Dzahabi mengatakan, “Thawus meninggal di Makkah pada hari-hari musim haji. Siapa yang menyangka bahwa kuburan Thawus di Ba’labak, berarti dia tidak menyadari apa yang dia katakan.” Wallohu’alam

www.takrimulquran.org

You cannot copy content of this page