IMAM ATH-THOBRONI
Nama, Kelahiran, Nasab
Sulaiman bin Ahmad bin Ayyub bin Muthair al-Lakhmi asy Syami ath-Thobroni. Dilahirkan pada bulan Shafar tahun 260 H di kota Akka.
Keilmuaan, Spesifikasinya, Karya
Imam Adz-Dzahabi mengatakan tentang Imam ath-Thobroni: “Dia adalah imam, hafizh, tsiqoh, banyak melakukan perjalanan (untuk menuntut ilmu), muhadist Islam dan tokoh penakwil mimpi.” Beliau banyak menulis kitab-kitab hadist dan selainnya. Diantara karya tulis beliau adalah al-Mujam al Kabir, Musnad Abu Hurairah, al-Mujam Al Ausath, al Mu’jam Ash Shaghir dan Tafsir al Kabir.
Perjuangan Menuntut Ilmu
Dia mulai belajar mendengarkan hadist diusia 13 tahun dari ayahnya. Kemudian dia melakukan perjalanan bersama ayahnya pada usia 15 tahun untuk mendengarkan hadist karena dia juga seorang muhadist. Maka diapun diajak untuk menemui para rijalul hadist selama 16 tahun sehingga akhirnya berhasil dalam bidang ini hingga menuliskannya.Semangatnya dalam menuntut ilmu bisa dilihat dari perjalannya untuk mendengar ilmu dari berbagai ulama lintas Negara dimana beliau mendengar di al-haramain, Yaman, Mada’in, Syam, Mesir, Baghdad, Kufah, Bashrah, Ashbahan, khuzistan dan selainnya. Setelah itu beliau menetap di Ashbahan selama 60 tahun untuk menyebarkan ilmu dan menuliskannya.Suatu ketika Imam at-thabrani ditanya tentang mengapa banyak memiliki hadist, maka dia menjawab; aku tidur diatas al-bawari (tikar yang dianyam) selama 30 tahun.
Sanjungan Para Ulama Terhadapnya
Al-Hafidz Abu Abdillah bin Mandah mengatakan, “Abul Qasim Ath-Thobroni adalah salah satu Al-Hafidz yang agung.” Adz-Dzahabi mengatakan, “Ath-Thobroni adalah seorang imam, Al-Hafidz, tsiqah, ulama yang melakukan banyak perjalanan, ahli hadits dan bendera para penyeberang lautan ilmu.” Al-Hafidz Sulaiman bin Ibrahim mengatakan, Ibnu Mardawaih pernah mempunyai rasa benci terhadap Ath-Thobroni sehingga mengucapkan sesuatu yang bernada mengejeknya. Maka Abu Nu’aim berkata kepadanya, “Berapakah hadits yang kamu tulis darinya, wahai Abu Bakar?” Ibnu Mardawaih berisyarat pada beberapa tumpukan berkas. Lalu Abu Nu’aim bertanya, “Apakah kamu melihat orang yang menyamainya?” Ibnu Mardawaih tidak menjawab pertanyaan ini.” Ad-Dawudi mengatakan, “Ath-Thobroni adalah imam yang dijadikan hujjah, sandaran para Al-Hafidz dan menjadi sanad dunia.” Abu Al-Husain Ahmad bin Faris Al-Lughawi mengatakan, “Aku mendengar ustadz Ibnu Al-Amid mengatakan, “Aku tidak menyangka bahwa di dunia ini ada sesuatu yang lebih nikmat dari pada kepemimpinan dan kementrian yang aku berada di dalamnya sampai suatu saat aku melihat perdebatan antara Abu Al-Qasim Ath-Thobroni dan Abu Ja’far Al-Juba’i di depanku. Abu Bakar bin Abi Ali Al-Muaddil mengatakan, “Ath-Thobroni lebih masyhur dari pada kelebihan-kelebihannya yang disebut-sebut. Ia adalah orang yang luas ilmunya dan banyak karyanya.” Adz-Dzahabi mengatakan, “Pertama kali ia mencari ilmu pada tahun 273 H. ia diajak oleh ayahnya, seorang ahli hadits dari kawasan Duhaim. Perjalanan pertama kalinya ia lakukan pada tahun 275 H. Ia terus menerus melakukan perjalanan mencari ilmu dan menemui para ahli hadits selama enam belas tahun. Ia mencari ilmu di Makkah, Madinah, Yaman, Syam, Mesir, Baghdad, Kufah, Bashrah, Asfahan, Khuzastan dan negeri-negeri yang lain. Kemudian, ia menetap di Asfahan dan mengajar ilmu serta menulis kitab disana. Ia sampai ke Irak, setelah selesai melakukan perjalanan dari Mesir, Syam, Hijaz dan Yaman. Seandainya ia menuju Irak terlebih dahulu, maka ia akan menemukan sanad yang banyak.”
Guru-Guru dan Murid-Muridnya
Di antara gurunya adalah Hasyim bin Martsad ath Thabrani, Abu Zur’ah ats-Tsaqofi, Ishaq ad-dabari, Idris al-Aththar, Bisyr bin Musa, Hafsh bin Umar Sanjah, Ali bin Abdul Aziz al-Baghlawi, Miqdam bin Dawud ar-Ru’aini, Yahya bin Ayyub al-Allaf dan lainnya.Adapun diantara murid-muridnya atau yang mendengar darinya adalah Abu Khalifah al-Jumahi, Ibnu Aqdah, Ahmad bin Muhammad, Abu Bakar bin Mardawaih, al-Faqih Abu Umar Muhammad bin Al Husain al-Bisthami dan lain-lainnya.
Kitab-Kitab Karyanya
Di antara kitab-kitab hasil karya beliau adalah sebagai berikut:
Al-Mu’jam Al-Kabir, Al-Mu’jam Al-Ausath, Al-Mu’jam Ash-Shaghir, Ad-Du’aa’, Al-Manasik, ‘Isyratu An-Nisaa’, As-Sunnah, Ath-Thiwalat, An-Nawadir, Dalail an-Nubuwwah, Musnad syu’bah, Musnad Sufyan, Hadits asy-Syamiyyin, Al-Awa’il, Ar-Ramy, Tafsir Kabir, dan karya-karya beliau yang lain.
Wafat
Imam Adz-Dzahabi menuturkan bahwa Imam ath-Thobroni hidup selama seratus tahun lebih sepuluh bulan sebab beliau meninggal pada bulan Zulqo’dah tahun 360 H di Asbahan.