Istiqomah, Langkah Kecil yang Mengantar pada Surga

Dalam kehidupan, kita seringkali bersemangat di awal, lalu melemah di tengah jalan. Kita rajin shalat malam selama beberapa hari, tapi berhenti setelahnya. Kita giat membaca Al-Qur’an di bulan Ramadan, tapi mushaf pun terlipat rapi begitu Syawal tiba. Semua itu bukan karena kita tak mampu, tapi karena istiqomah itu berat.

Padahal, dalam Islam, istiqomah adalah salah satu kunci terbesar menuju keridhaan Allah. Bukan seberapa banyak amal yang kita lakukan, tapi seberapa konsisten kita menjaganya hingga akhir hayat.

Apa Itu Istiqomah?

Istiqomah berasal dari kata قَامَ – يَقُومُ yang berarti berdiri tegak. Dalam konteks spiritual, istiqomah berarti teguh dalam ketaatan, terus menerus berada di jalan lurus tanpa menyimpang. Bukan berarti tidak pernah salah, tapi segera kembali jika tergelincir.

Dalil Tentang Istiqomah

Allah Swt. berfirman dalam surah Fusshilat ayat 30:

إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَـٰمُوا۟ تَتَنَزَّلُ عَلَيْهِمُ ٱلْمَلَـٰٓئِكَةُ أَلَّا تَخَافُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَبْشِرُوا۟ بِٱلْجَنَّةِ ٱلَّتِى كُنتُمْ تُوعَدُونَ

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: ‘Tuhan kami ialah Allah’, kemudian mereka tetap istiqomah, maka malaikat akan turun kepada mereka (seraya berkata): ‘Janganlah kamu takut dan janganlah kamu bersedih hati; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh) surga yang telah dijanjikan kepadamu.'”

Ayat ini adalah janji indah bagi siapa saja yang mampu menjaga langkahnya tetap lurus di jalan Allah. Tidak harus sempurna, tapi tetap berjalan meski pelan.

Mengapa Istiqomah Itu Berat?

Karena musuh kita bukan hanya nafsu, tapi juga setan dan dunia yang terus mengajak kita menyimpang. Namun, keindahan istiqomah ada pada nilai setiap perjuangan yang kita lakukan. Bahkan Nabi Muhammad ﷺ bersabda:

قُلْ آمَنْتُ بِاللَّهِ ثُمَّ اسْتَقِمْ
“Katakanlah: ‘Aku beriman kepada Allah’, lalu istiqomahlah.”
(HR. Muslim)

Iman bukan hanya diucap, tapi dibuktikan dalam tindakan yang berulang, meski kecil.

Tips Menjaga Istiqomah

  1. Mulai dari yang kecil
    Jangan langsung pasang target besar. Mulailah dari satu ayat per hari, satu sedekah kecil per pekan, satu shalat malam sebulan sekali. Kuncinya adalah kontinuitas.
  2. Cari lingkungan yang mendukung
    Teman yang baik akan terus mengingatkan. Lingkungan yang positif akan memudahkan kita tetap di rel ketaatan.
  3. Berdoa dan mohon pertolongan Allah
    Tak ada daya dan upaya tanpa izin-Nya. Doa paling sering dipanjatkan Nabi dalam shalat adalah: يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
    “Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu.”
    (HR. Tirmidzi)

Allah Tidak Mencari Kesempurnaan, Tapi Ketulusan

Jika kamu merasa belum sempurna, jangan menyerah. Allah tidak menuntut kita menjadi yang paling banyak amalnya, tapi yang paling tulus dan konsisten. Bahkan amal kecil yang dilakukan secara terus menerus lebih Allah cintai daripada amal besar yang sesekali saja.

أَحَبُّ الْأَعْمَالِ إِلَى اللَّهِ أَدْوَمُهَا وَإِنْ قَلَّ
“Amal yang paling dicintai oleh Allah adalah yang terus-menerus walaupun sedikit.”
(HR. Bukhari dan Muslim)

Semoga kita termasuk orang-orang yang istiqomah. Bukan karena kita kuat, tapi karena Allah yang menguatkan.

takrimulquran.org

You cannot copy content of this page