Sa’id bin Al-Musayyab Rahimahulloh
Nama, Nasab dan Kelahiran
Sa’id bin Al-Musayyab adalah seorang pemuka generasi tabi’in. Sosok beliau yang sangat dikenal di kalangan umat Islam karena kedudukan, keilmuan, dan kemuliaannya. Nama dan nasab lengkap beliau adalah Sa’id bin al-Musayyab bin Hazn bin Abi Wahb bin Amr bin A’idz bin Imran dan Makhzum al-Quraisyi. Kunyahnya Abu Muhammad.
Menurut Imam adz-Dzahabi bahwa Sa’id bin Al-Musayyab dilahirkan pada masa kekhalifahan Umar bin al-Khathab, yaitu empat tahun dari awal kekhalifahannya dan ada juga yang berpendapat bahwa beliau dilahirkan dua tahun setelah kekhalifahan Umar bin al-Khathab. Adapula yang berpendapat bahwa beliau dilahirkan dua tahun sebelum Umar radhiyallohu ‘anhu wafat.
Sikap Zuhud dan Wara’
Sa’id bin Al-Musayyab adalah simbol dalam hafalan, kecerdasan, sikap wara’, teladan dalam membela kebenaran, dan sabar dalam menghadapi ujian hidup. Bahkan, Abdullah bin Umar pernah mengatakan bahwa seandainya Rasulullah shallAllohu alaihi wasallam melihat beliau, maka akan membuatnya gembira. Sa’id bin Al-Musayyab hidup pada masa sahabat-sahabat senior seperti Umar, Utsman, Ali, Abu Hurairah, Aisyah, dan Ummu Kultsum radhiyallohu ‘anhu.
Kesemangatan, Ibadah, Menuntut Ilmu
Sa’id bin al-Musayyab Rahimahulloh merupakan sosok generasi tabi’in yang patut diteladani. Baik dalam hal ibadah, keilmuan, ketegaran memegang kebenaran, sikap wara, dan sifat-sifat mulia lainnya. Ibnu Harmalah meriwayatkan bahwa Sa’id bin Al-Musayyab mengatakan, “Aku tidak pernah luput mengerjakan shalat berjama’ah sejak empat puluh tahun.”
Utsman bin al-Hakim juga meriwayatkan pernyataan Sa’id bin Al-Musayyab, “Tidaklah muadzin mengumandangkan adzan dari semenjak tiga puluh tahun melainkan aku telah berada di dalam masjid.”
Abdul Mun’im bin Idris mengatakan dari bapaknya bahwa “Sa’id bin Al-Musayyab mengerjakan shalat Shubuh dengan wudhu untuk shalat Isya selama lima puluh tahun.”
Perihal keilmuan Sa’id bin Al-Musayyab dinyatakan oleh Imam Qatadah bahwa, “Aku tidak melihat seorang pun yang lebih tahu tentang halal dan haram selain Sa’id bin al-Musayyab.”
Guru-guru dan Murid-murid Said bin al-Musayyab
Beliau memiliki guru dari kalangan sahabat, di antaranya Utsman, Ali, Sa’ad bin Abi Waqqash, Hakim bin Hizam, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ibnu Amr bin al-Ash, ayahnya sendiri al-Musayyab, Ma’mar bin Abdullah bin Nadhlah, Abu Dzar, Abu ad-Darda’, Hasan bin Tsabit, Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Zaid al-Mazini, Attab bin Asid, Utsman bin Abu al-Ash, Abu Tsa’labah al-Khusyani, Abu Qatadah, Abu Musa, Abu Sa’id, Abu Hurairah, Sa’id (menantunya), Aisyah, Asma’ binti Umais, Khaulah binti Hakim, dan banyak selain mereka.
Adapun murid-muridnya Muhammad (putranya), Salim bin Abdillah bin Umar, az-Zuhri, Qatadah, Syarik bin Abi Namir, Abu az-Zinad, Sumaiy, Sa’ad bin Ibrahim, Amr bin Murrah, Yahya bin Sa’id al-Anshari, Dawud bin Abu Hind, Thariq bin Abdurrahman, Abdul Hamid bin Jubair bin Syu’bah, Abdul Khaliq bin Salamah, Abdul Majid bin Sahl, Amr bin Muslim bin Umarah bin Ukaimah, Abu Ja’far al-Baqir, Ibnu al-Munkadir, Hasyim bin Hasyim bin Utbah, Yunus bin Yusuf, dan banyak lagi lainnya.
Perjuangan menuntut ilmu dan Dakwah
Kedalaman ilmu agama Sa’id bin al-Musayyab tidak diragukan lagi oleh para ulama dari generasi ke generasi. Imam Makhul mengatakan, “Aku telah mengelilingi bumi seluruhnya untuk mencari ilmu dan aku tidak berjumpa seorang pun yang lebih berilmu dibandingkan Sa’id bin al-Musayyab.”
Imam Ali bin al-Madini mengatakan, “Aku tidak mengetahui dari kalangan tabi’in yang lebih luas ilmunya daripadanya. Ia, menurutku adalah tabi’in paling terkemuka.”
Imam Abu Hatim mengatakan, “Di kalangan tabi’in tidak ada yang lebih mulia daripada Sa’id bin al-Musayyab. Dia adalah orang yang paling akurat penguasaannya di antara mereka berkenaan dengan periwayatan dari Abu Hurairah radhiAllohu anhu.”
Bahkan, cucunya Ali bin Abi Thalib yang bernama Muhammad bin Umar mengatakan, “Beliau itu adalah penghulu dan ulama kami.” Dari perkataan-perkataan para ulama salaf tersebut dapat disimpulkan bagaimana kedudukan mulia Sa’id bin Al-Musayyab.
Nasihat dan Kata-kata mutiara
Nasihat-nasihat yang pernah disampaikan oleh Sa’id bin Al-Musayyab lebih mulia dari intan berlian. Nasihat-nasihat tersebut lahir dari ketakwaan dan kedalaman ilmu beliau. Di antaranya adalah “Sesungguhnya dunia adalah hina dan cenderung pada kehinaan. Dan lebih hina daripadanya ialah mengambilnya dengan tanpa hak, mencarinya dengan tanpa hak, dan membelanjakannya pada jalan yang tidak seharusnya.”
Pada saat Sa’id bin Al-Musayyab salah satu matanya telah buta dan mata lainnya dia rasakan kabur, beliau mengatakan, “Tidak ada sesuatu pun fitnah yang lebih aku takutkan daripada wanita.” Beliau juga pernah mengatakan, “Tidaklah setan putus asa dari sesuatu melainkan dia mendatanginya dari arah wanita.”.
Abu Isa al-Khurasani mengutip perkataan Sa’id bin Al-Musayyab, “Janganlah kalian memenuhi mata kalian dengan memandang pada penolong kezaliman kecuali dengan pengingkaran dari hati kalian agar amal-amal shaleh kalian tidak menjadi terhapus.”
Sa’id bin al-Musayyab juga pernah mengatakan, “Tidaklah para hamba memuliakan dirinya sendiri sebagaimana menaati Alloh Subhanahu Wa Ta’ala, dan tidaklah dirinya menghinakannya sebagaimana kemaksiatan kepada Alloh. Cukuplah seorang mukmin mendapat pertolongan dari Alloh bila dia melihat musuhnya melakukan kemaksiatan kepada Alloh.”
Wafatnya Sa’id bin al-Musayyab
Sa’id bin al-Musayyab wafat pada tahun 94 H di Madinah. Pada tahun wafatnya Sa’id bin Al-Musayyab disebut dengan Tahun Fuqaha. Hal tersebut dikarenakan pada tahun tersebut ada tujuh ahli fikih Madinah yang dikenal dengan Fuqaha Sab’ah meninggal dunia.
Ikut Partisipasi Mendukung Program, Salurkan Donasi Anda di Sini!