ABU MUHAMMAD IBNU HAZM
Nama dan kelahiran Ibnu Hazm
Namanya adalah Ali Bin Ahmad bin Said bin Hazm bin Ghalib bin Shaleh bin Khalaf bin Sa’dan bin Sufyan yang di kenal dengan Yazid al-Khair. Ia dilahirkan pada malam Rabu akhir bulan Ramadhan tahun 384 Hijriyah yang bertepatan dengan tanggal 7 November 994 Masehi. Ibnu Hazm dilahirkan di Cordova di istana ayahnya yang merupakan seorang menteri yang berada di kota az-Zahra’ dekat kota al-Manshur bin al-Amir.
Sanjungan ulama terhadap Ibnu Hazm
Imam Abu Al-Qasim Shaid bin Ahmad mengatakan, “Ibnu Hazm adalah yang paling banyak mengumpulkan ilmu-ilmu Islam dan paling luas pengetahuan dan wawasannya. Beliau ahli di bidang ilmu retorika, ilmu balagoh, syair dan pengetahuan sejarah.” Anaknya, Al-Fadhl mengatakan ayahnya mempunyai kitab-kitab yang ditulis dirinya sendiri sebanyak 400 jilid yang jumlah lembarnya hampir mencapai 80.000 lembar. Abu Hamid al-Ghazali mengatakan, “Aku menemukan kitab yang membahas sifat-sifat Alloh yang ditulis oleh Ibnu Hazm. Kitab tersebut menunjukan kuatnya hafalan pengarangnya dan tingginya kecerdasannya”. Syeikh Izzuddin bin Abdissalam mengatakan, “Ibnu Hazm termasuk golongan ulama mujtahid. Aku tidak pernah menemukan kitab yang membicarakan ilmu keIslaman seperti kitab al-Muhalla karya Ibnu Hazm dan kitab al-Mughni karya Syaikh Muwaffiqudin”.
Permulaan mencari ilmu
Sebab Ibnu Hazm belajar ilmu fikih adalah ketika ia menyaksikan jenazah seorang pejabat rekan ayahnya, di masjid dan dijumpainya banyak orang. Ketika ia masuk masjid, ia langsung duduk tanpa sholat terlebih dahulu, maka gurunya memberikan isyarat kepadanya supaya melaksanakan sholat terlebih dahulu. Namun Ibnu Hazm tidak paham akan isyarat gurunya. Orang-orang di sekitarnya mengatakan,”Kamu mencapai umur sebesar ini namun tidak tahu bahwa tahiyatul masjid itu wajib?” peristiwa itu saat Ibnu Hazm berumur 26 tahun. Ketika sholat jenazah akan dimulai Ibnu Hazm berdiri untuk sholat, namun ada yang mengatakan, duduklah, ini bukan waktu sholat.” Dari peristiwa itu Ibnu Hazm merasa sedih dan malu atas apa yang menimpanya. Maka Ibnu Hazm berkata kepada gurunya, ”Tunjukan kepadaku rumah ahli fikih, Syeikh al-Musyawir Abu Abdilah bin Dahun.” Lalu Ibnu Hazm menceritakan ke Syeikh tersebut atas peristiwa yang menyedihkan itu. Dan dibimbingnya Ibnu Hazm untuk mempelajari ilmu. Dari situ Ibnu Hazm mulai mempelajari ilmu, membaca kitab-kitab, berdiskusi dengan bimbingan ulama.
Akhlak Ibnu Hazm
Dr. Abdul Halim Uwais mengatakan, akhlak Ibnu Hazm yang paling tampak adalah kesetiaan dan taat beragama, tidak ada yang paling berat bagi Ibnu Hazm selain menipu. Aku bersumpah bahwa aku tidak berfikir menimbulkan mudharat kepada orang yang ada sedikit perjanjian antara aku dengannya. Ibnu Hazm mengatakan sungguh aku bersumpah demi Alloh Yang Maha Agung bahwa aku tidak pernah membolehkan kemaluanku untuk farji yang haram dan Alloh mengetahui bahwa diriku tidak pernah melakukan dosa besar zina sejak aku berakal sampai sekarang. Imam adz-Dzahabi mengatakan, “Ibnu Hazm adalah orang yang menguasai banyak cabang ilmu, tata beragama, sikap wara’, zuhud dan berusaha jujur. Ayahnya adalah seorang menteri besar yang disegani.”
Guru-guru dan murid-murid Ibnu Hazm
Guru-gurunya: Yahya bin Mas’ud bin Wajh al-Jannah murid Qasim bin Ushbugh, dan inilah guru tertinggi bagi Ibnu Hazm. Abu Umair bin Muhammad al-Jasur, Yunus bin Abdillah bin Mughits al-Qadhi, Hammam bin Ahmad al-Qadhi, Muhammad bin Said bin Banat, Abdullah bin Rabi’ at-Tamimi, Abdurrahman bin Abdullah bin Khalid, Abdullah bin Muhammad bin Utsman, Abu Umar Ahmad bin Muhammad At-thalamkani, dan yang lainnya.Murid-muridnya: Abu Rafi’ al-Fadhl (anaknya), Abu Abdillah al-Humaidi, ayah al-Qadhi Abu Bakar bin al-Arabi, Abu Hasan Syuraih bin Muhammad dan murid-murid lainnya
Kitab-kitab karya Ibnu Hazm
Di antara kitab karya Ibnu Hazm adalah Risalah fi Fada’il Ahl al-Andalus, Al-Isal Ila Fahm al-Khisal al-Jami’ah li Jumal Syarai’ al-Islam, Al-Fisal fi al-Milal wa al-Ahwa’ wa an-Niha Tauq al-Hamamah, kitab Mushalla, Masail al-Ushu, kitab manasik al-Hajj,kitab al-Ihkam fi Usulil al-Ahkam, Kitab al-Ushul wa al-Furu’, al-Muhalla.
Wafatnya Ibnu Hazm
Ibnu Hazm wafat di Mint Lisym pada malam Senin tanggal 28 Sya’ban 456 Hijriyah atau 15 Juli 1064 Masehi setelah memenuhi hidupnya dengan produktifitas ilmu, perdebatan dalam membela kebenaran dan jujur dalam keimanan. Beliau meninggal dalam usianya yang ke 72 tahun.