IMAM ABU AL-HASAN AD-DARUQUTHNI
Nama, Nasab dan Kelahiran
Beliau adalah Ali bin Umar bin Ahmad bin Mahdi bin Mas’ud bin an-Nu’man bin Dinar bin Abdulloh al-Baghdadi. Beliau berasal dari penduduk Mahallah Dar al-Quthn, Baghdad dan dilahirkan pada tahun 306 H.
Keilmuaan dan Karyanya
Beliau adalah al-Imam al-Hafidz al-Mujawad, Syaikhul Islam, Tokoh para ahli dan merupakan orang yang pertama-tama menulis tentang ilmu Qiroat, demikianlah menurut penuturan adz-Dzahabi dalam kitabnya.Abu Bakar al-Khatib al-Baghdadi mengatakan;” ad-Daruquthni adalah tokoh tiada duanya di zamannya, orang pilihan pada masanya, dan imam pada waktunya. Berpuncak padanyalah ilmu atsar, pengetahuan tentang ilal hadist, dan nama para perawi hadist. Beliau tokoh yang jujur, tsiqoh, memiliki keyakinan yang benar, menguasai ilmu-ilmu selain ilmu hadist seperti ilmu qiroaat”.
Kesemangatan, Ibadah, Menuntut Ilmu
Imam Daraquthni telah melakukan perjalanan ketika ia telah dewasa, dari Baghdad ke beberapa negeri-negeri Islam untuk mencari ilmu. Akan tetapi di setiap perjalanannya, beliau mendapatkan beberapa murid dan ulama. Mereka meriwayatkan darinya beliaupun mendengarkan banyak hadits dari mereka. Di antara bukti kesungguhannya dalam menuntut ilmu adalah perjalanannya keberbagai wilayah yang jauh seperti Kuffah, Bashrah, Waasith, Damsyiq, Syam, Mesir, Makkah (ketika beliau melaksanakan ibadah haji), Khuzastan, Palestina, Ramalah dan lain sebagainya. Hakim berkata: Ad-Daruquthni masuk ke Syam dan Mesir sedang beliau sudah menginjak usia tua, dan berhaji dan beliau mendapatkan manfaat dan memberi manfaat). Adz-Dzahabi berkata: Dia adalah salah satu lautan ilmu dan salah satu imam dunia. Kepadanyalah berpuncak hafalan, pengetahuan tentang ilal hadist dan rijalnya selain itu memiliki keunggulan dalam qira’at dan jalr-jalur riwayatnya, memiliki keterlibatan kuat dalam fiqih, ikhtilaf, al-Maghazi, sejarah manusia dan lainnya.
Akhlak
Suatu ketika ada yang bertanya: “Apakah engkau pernah melihat orang sepertimu?” (maksudnya dalam ilmu dan amal di zamannya) maka dia menjawab dengan firman Alloh:
فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ
“Maka janganlah kalian menganggap diri kalian suci” (QS. An Najm ayat 32)
Kata-kata Mutiara
Adz Dzahabi mengatakan, “terdapat riwayat yang shahih dari Ad-Daruquthni bahwa ia mengatakan, “sesuatau yang paling aku benci adalah ilmu kalam.” Sebagaimana yang dikatakan Abu Abdirrahman as-Sulami, Ad-Daruquthni tidak pernah memasuki ilmu kalam dan perdebatan, akan tetapi mengikuti manhaj salaf.”
Wafat
Beliau wafat pada bulan Zulhijah tahun 385 H. diceritakan oleh Abu Nashr bin Makula bahwa; aku bermimpi seakan aku bertanya tentang keadaan ad-Daruquthni di akhirat, maka aku diberi jawaban ‘dia dipanggil Imam di surga’.