Keutamaan Puasa ‘Asyura – Bulan Muharram, bulan mulia yang penuh berkah, sebentar lagi akan tiba. Namun, beberapa kalangan masih mengaitkannya dengan bulan Suro yang dipercayai sebagai bulan seram dan sial. Padahal, dalam Islam, bulan Muharram adalah bulan suci yang penuh keberkahan. Salah satu ibadah yang sangat dianjurkan dalam bulan ini adalah puasa, terutama pada hari ‘Asyura (10 Muharram).
Menggali Keutamaan Puasa ‘Asyura
Puasa ‘Asyura adalah salah satu ibadah yang memiliki keutamaan luar biasa. Inilah peluang emas bagi kita untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dan mendapatkan ampunan Allah SWT. Nabi Muhammad SAW bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِي قَبْلَهُ
Puasa ‘Asyura aku memohon kepada Allah agar dapat menghapus dosa setahun yang lalu. (HR.Muslim: 1162)
Ibnu Abbas berkata:
مَا رَأَيْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صِيَامَ يَوْمٍ فَضَّلَهُ عَلَى غَيْرِهِ إِلاَّ هَذَا الْيَوْمَ: يَوْمَ عَاشُورَاءَ وَهَذَا الشَّهْرَ يَعْنِي شَهْرَ رَمَضَانَ
Aku tidak pernah melihat Nabi benar-benar perhatian dan menyengaja untuk puasa yang ada keutamaannya daripada puasa pada hari ini, hari ‘Asyura dan puasa bulan Ramadhon. (HR.Bukhari: 2006, Muslim: 1132)
Menyambut Bulan Muharram: Bulan Berkah dan Keheningan
Bulan Muharram adalah bulan pertama dalam kalender Hijriyah, yang penuh berkah dan keheningan. Puasa di bulan Muharram menjadi salah satu cara yang tepat untuk menyambut bulan ini dengan penuh kesadaran dan keikhlasan hati.
Mengenang Keutamaan Nabi Ibrahim AS
Puasa ‘Asyura juga berkaitan dengan peristiwa penting dalam kehidupan Nabi Ibrahim AS. Pada hari ini, beliau diselamatkan dari api sebagai ujian kesetiaan kepada Allah SWT. Dengan berpuasa pada hari ‘Asyura, umat Muslim mengenang ketabahan dan kesalehan Nabi Ibrahim AS.
Meneladani Rasulullah SAW dalam Beribadah
Meskipun Nabi Muhammad SAW tidak sering berpuasa di bulan Muharram, keberadaan ibadah ini dalam Islam menunjukkan cinta dan ketaatan umat Muslim kepada beliau. Berpuasa pada hari ‘Asyura adalah cara yang baik untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah SAW.
Menyelisihi Tradisi Yahudi dengan Berpuasa Kesembilan dan Kesepuluh
Untuk menyelisihi tradisi Yahudi yang hanya berpuasa pada hari kesepuluh Muharram, Rasulullah SAW menganjurkan berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh. Ini adalah bentuk menegaskan keunikan dan keistimewaan ibadah Islam.
Muharram: Bulan Penuh Berkah dan Doa
Bulan Muharram adalah saat yang tepat untuk beramal sholih dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Di bulan ini, umat Muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa dan istighfar, serta berpuasa sebagai bentuk ibadah yang membawa keberkahan dan ampunan.
Mengapa Puasa ‘Asyura Menjadi Pintu Kebahagiaan?
Puasa ‘Asyura adalah pintu kebahagiaan bagi umat Muslim. Dengan hati yang ikhlas dan penuh kesadaran, berpuasa di bulan Muharram akan membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Sang Pencipta.
Bulan Muharram adalah momen istimewa untuk menyongsong keberkahan dan kebahagiaan. Puasa ‘Asyura memiliki keutamaan luar biasa, karena dapat menghapus dosa-dosa dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam menyambut bulan ini, kita dapat meneladani Nabi Ibrahim AS dan mengenang akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Mari berpuasa pada hari kesembilan dan kesepuluh Muharram, untuk menyelisihi tradisi Yahudi dan menegaskan keistimewaan ibadah Islam. Dengan penuh kesadaran, puasa ‘Asyura akan menjadi pintu kebahagiaan yang membawa kita menuju keberkahan dan ampunan di bulan Muharram yang suci ini. Puasa ‘Asyura adalah jalan yang membawa kita kepada keberkahan bulan Muharram, memenuhi hati dengan ketenangan dan kesucian, serta mendekatkan diri kepada Allah SWT.