WAKI’ BIN AL-JARRAH
- Nama, Nasab dan Kelahiran
Namanya Waki’ bin al-Jarrah bin Malih ar-Ru’asi, Abu Sufyan al-Kufi, dari Qais Ailan. Dilahirkan pada 129 H. Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Khalifah dan Harun bin Hatim mengatakan, ‘Dia dilahirkan pada 28 H. Diriwayatkan darinya bahwa dia mengatakan, “Aku dilahirkan di Abah, sebuah kota dari kota-kota Ashbahan.
- Kesemangatan, Ibadah dan Keilmuannya
Yahya bin Ma’in mengatakan, “Demi Alloh, aku tidak pernah melihat seorang pun yang menceritakan hadits karena Alloh selain Waki’. Aku tidak pernah melihat orang yang lebih hafal daripada Waki’.” Bisyr bin Musa mengatakan, Aku mendengar Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Aku tidak pernah melihat sama sekali orang seperti Waki’ dalam hal ilmu, hafalan, isnad, dan bab-bab, di samping khusyu’ dan wara’.” Dari Yahya bin Aktsam, dia mengatakan, “Aku menyertai Waki’ saat bermukim dan saat bepergian. Dia senantiasa berpuasa sepanjang tahun, dan mengkhatamkan al-Qur’an setiap malam. Dari Ahmad bin Sinan, dia mengatakan, “Aku melihat Waki’ ketika berdiri mengerjakan shalat, dia tidak bergerak darinya sedikit pun. Dia tetap demikian, dan tidak condong ke kanan dan ke kiri.”
- Adab dan Kemurahannya
Salm bin Junadah mengatakan, “Aku duduk di majelis Waki’ selama tujuh tahun, tapi aku tidak pernah melihatnya meludah.” Ada seorang laki-laki berbuat kasar kepada Waki’, maka dia masuk rumahnya lalu melumuri wajahnya dengan tanah, kemudian keluar kepada laki-laki itu seraya berkata, tambahkan pada Waki’ karena dosanya. Seandainya bukan karena dosa itu, niscaya engkau tidak akan dikuasakan terhadapnya.”
- Nasihat, Kata-kata mutiara
Ibrahim bin Syammas mengatakan, Aku mendengar Waki’ bin al Jarrah mengatakan, “Barangsiapa tidak bersiap shalat sebelum waktunya, maka dia belum memuliakan shalat tersebut. Waki’ mengatakan, “Barangsiapa meremehkan takbir pertama, maka cucilah kedua tanganmu darinya.”
- Ujian
Dari Ali bin Khasyram, dia mengatakan, Waki’ menceritakan kepada kami, dari Isma’il bin Abu Khalid, dari Abdullah al-Bahi (seorang tabi’in jujur tapi berbuat salah), bahwa Abu Bakar ash-Shiddiq datang kepada Nabi setelah wafatnya, lalu dia mendekapnya dan menciumnya seraya mengatakan, “Ayah dan ibuku sebagai tebusanmu, betapa harumnya engkau, baik semasa hidupmu maupun sesudah matimu.” Kemudian al Bahli mengatakan, “Beliau dibiarkan selama sehari semalam hingga perutnya menggelembung dan kedua jari kelingkingnya bengkak.” Ibnu Khasyram mengatakan, ketika Waki’ menceritakan hadits ini di Makkah, maka orang-orang Quraisy berkumpul dan bermaksud menyalib Waki’, serta mereka sudah menancapkan kayu untuk menyalibnya. Ketika Sufyan bin Uyainah datang, dia mengatakan kepada mereka, “Takutlah pada Alloh, takutlah pada Alloh. (orang) ini adalah faqih penduduk Irak dan anak faqih mereka.” (Yang diriwayatkan) ini adalah hadits yang sudah dikenal. Sufyan mengatakan, “Aku belum pernah mendengarnya, hanya saja aku ingin membebaskan Waki.”
- Wafat
Abu Hisyam ar-Rifa’i mengatakan, “Waki’ meninggal pada 197 H pada Hari Asyura, lalu dimakamkan di Faid, yakni saat pulang dari haji. Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Waki’ melaksanakan haji pada 197 H, dan meninggal di Faid. Adz-Dzahabi mengatakan, “Dia hidup 68 tahun kurang sebulan atau dua bulan.