YAHYA BIN MA’IN

Gambar. Yahya bin Ma'in - www.takrimulquran.org

YAHYA BIN MA’IN

  1. Namanya adalah Yahya bin Ma’in bin Aun bin Ziyad bin Bistham bin Abdurrahman. Ahmad bin Zuhair mengatakan, “Yahya dilahirkan pada tahun 158 H. Adz-Dzahabi mengatakan, “Dia telah menulis ilmu (hadits) saat masih berusia 20 tahun.” Al-Hasan bin Fahm mengatakan, “Aku mendengar Yahya mengatakan, ‘Aku dilahirkan pada masa kekhilafahan Abu Ja’far, 258 H, di akhirnya.”
  2. Al-Hafidz al-Khathib al-Baghdadi mengatakan, “Dia adalah imam rabbani, seorang alim, hafidz, tsabat, lagi sempurna hafalannya.” Abdul Malik bin Manshur mengatakan, Aku katakan kepada Ibnu ar-Rumi, “Aku mendengar sebagian ahli hadits menceritakan hadits-hadits Yahya dengan mengatakan, ‘Telah menceritakan padaku, orang yang matahari tidak akan menyinari orang yang lebih besar daripadanya’. “Dia menimpali, “mengapa engkau heran, aku telah mendengar Ali al-Madini mengatakan, ‘Aku tidak pernah melihat di tengah manusia orang sepertinya (Yahya bin Ma’in).”
  3. Dari Abdul Khaliq bin Manshur, dia mengatakan, aku mendengar Ibnu ar-Rumi mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang pun yang mengatakan kebenaran tentang prihal masyayikh selain Yahya, sedangkan selainnya mengatakan dengan tidak terus terang.”
  4. Abbas ad-Duri mengatakan, “Yahya bin Ma’in menceritakan kepada kami, dia mengatakan, Aku datang kepada Nu’aim bin Hammad di Mesir, lalu dia membaca kitab yang ditulisnya seraya mengatakan, ‘Ibnul Mubarak menceritakan kepada kami, dari Ibnu ‘Aun,’ dan menyebutkan sejumlah hadits. Maka aku katakan, ‘Itu bukan dari Ibnul Mubarak.’ Diapun marah seraya mengatakan, ‘Apa kau membantahku?’ Aku katakan, ‘Ya. Demi Alloh, aku menginginkan kebaikanmu.’ Diapun menolak mencabut pernyataannya. Ketika aku melihatnya tidak mencabut pernyataannya, maka aku katakan, ‘Tidak demi Alloh, engkau (Nu’aim bin Hammad) tidak mendengar (hadits-hadits) ini dari Ibnul Mubarak.’ Diapun marah, dan marah pula orang-orang yang ada di sisinya. Diapun berdiri lalu masuk, kemudian dia keluar membawa lembaran-lembaran. Setelah itu, dia mulai mengatakan sedangkan lembaran-lembaran itu di tangannya, ‘Di manakah orang-orang yang menyangka bahwa Yahya bin Ma’in bukan amirul mu’minin dalam hadits?. Benar wahai Abu Zakaria (Yahya bin Ma’in), aku keliru. Sesungguhnya yang meriwayatkan hadits-hadits ini adalah selain Ibnul Mubarak, dari Ibnu ‘Aun.”

Baca Artikel Lainnya!

  1. Dari Ibnu ar-Rumi, di mengatakan, “Aku berada di sisi Ahmad, lalu datanglah seseorang seraya mengatakan, ‘Wahai Abu Abdillah, lihatlah dalam hadits-hadits ini, karena di dalamnya terdapat kekeliruan.’ Ahmad mengatakan, ‘Temuilah Abu Zakaria (Yahya bin Ma’in), karena dia mengetahi kekeliruan.”
  2. Dari Abu Muqatil Sulaiman bin Abdullah, dia mengatakan, “Aku mendengar Ahmad bin Hanbal mengatakan, “Di sini ada seorang laki-laki yang telah diciptakan Alloh untuk urusan ini, yang menampakkan kedustaan para pendusta yakni Yahya bin Ma’in.”
  3. Dari Yazid bin Mujalid al-Mu’abbir, dia mengatakan, “Apabila engkau menulis, maka cermatilah dan jika engkau menceritakan hadits, maka telitilah.” Dari Ahmad bin Ali al-Abar, dia mengatakan, Yahya bin Ma’in mengatakan, “Kami menulis dari para pendusta, kami menyalakan perapian dengannya, dan dengan kami mengeluarkan roti yang matang.” Dari Dawud bin Rasyid, dia mengatakan, Yahya bin Ma’in menyenandungkan syair kepadaku:

Harta akan lenyap, baik yang halal maupun yang haram

Pada suatu hari kelak, dan yang masih tersisa kelak adalah dosanya

Orang yang bertakwa belumlah bertakwa kepada ilah

Hingga minuman dan makanannya bagus

Apa yang dikumpulkaan dan diusakahakan tangannya bagus

Kata-katanya sarat dengan kata-kata yang baik

Nabi mengatakan demikian kepada kita dari Rabbnya

Semoga shalawat dan salam senantiasa terlimpah kepadanya

  1. Yahya bin Ma’in wafat pada malam jum’at dan dimakamkan pada hari jum’at, pada bulan Dzul-Qa’dah tahun 233 H. Ja’far bin Muhammad bin Kazal mengatakan, “Aku bersama Yahya bin Ma’in di Madinah, lalu dia sakit dengan sakitnya yang menyebabkan kematiannya, dan dia meninggal di Madinah. Ketika dia dinaikkan di atas tempat tidur Rasulullah, maka seorang lelaki berseru di hadapannya, ‘Inilah orang yang menafikan kedustaan dari hadits Rasulullah”.

Wakaf Al-Qur’an untuk Pesantren, TPQ dan Masjid di Pelosok

You cannot copy content of this page